United Arab Emirates flag Embassy of the United Arab Emirates in Jakarta

AddressJl Singaraja, Block C-4, KAV
16-17 Kuningan Timur
Jakarta Selatan 12950
Indonesia
Phonelocal: (021) 520.6518
international: +62.21.520.6518
Faxlocal: (021) 520.6526
international: +62.21.520.6526
Emailuaeemb@rad.net.id

» Can I visit the United Arab Emirates without a visa?

Comments on this Embassy

H MANSYUR , MA
Mon, 30 Nov 2015 12:38 EST
SEBIDANG TANAH UNTUK UMAT
Saya ada lahan tanah seluas kurang lebih 1.000 m2 , di wilayah TANGERANG 3 kilo meter dari SOEKARNO HATTA AIR PORT Cocok untuk pengembangan pendidikan , karena ditengah-tengah Pemukiman Penduduk , Mohon Bantuan dan Mohon Petunjuk bagi semua ummat islam khususnya United Arab Emirates Embassy , CONTACT TO : mansyurabuhusein@gmail.com
Anda Suhanda
Mon, 30 Nov 2015 04:41 EST
Pembangunan Musholla
Assalamualaikum.wr.wb

Bismillahirahmanirohiim

Yang terhormat
Bapak Duta Besar Uni Emirate Arab
Di Jakarta


Saya atas nama warga Perumahan Griya Nusa Citra RT.006 RW.05 Kel. Jatisasi Kec. Jatiasih Bekasi Jawa Barat, ingin memohon bantuan Renovasi Mushalla Nurul Anwar dan sarana kegiatan beribadah lainnya seperti ruang wudhu, WC, pagar musholla, yang terletak di perumahan kami.

Adapun anggaran yang dibutuhkan saat ini berkisar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah).

Bisa melalui rekening berikut ini :

No. Rek. 2741112843 A/N Anda Suhanda Bank Central Asia KCS Pondok Bambu

Atau

No. Rek. 9900328106 A/N Rosyad Nurdin OR Jaman, Bank Sinarmas Syariah KCS Cik Dtiro

Besar harapan kami, semoga bapak bisa meringankan dan memberikan bantuan sebagaimana rencana diatas.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum. Wr.Wbr.

Panitia Pembangunan
Contact Person : 0857 7820 5999 (A.Suhanda)
Email : ands1002@gmail.com
mas antok
Mon, 30 Nov 2015 03:51 EST
Mohon Informasi Dermawan yang mau membeli Tanah wakaf untuk Pondok Pesantran
Sedang sangat dibutuhkan para Dermawan yang mau membeli lahan/tanah Wakaf yang akan diperuntukan pembangunan Pondok Pesantren di Wilayah Cipanas Cianjur Jawa barat. Yayasan Kami hanya bantuannya dalam Pembelian Lahan/Tanah Wakaf ini, soal pembangunan fisik yaysan kami sudah mendapatkan bantuan dari pihak pemda & anggota dewan. hanya saja harus sudah ada lokasi tanah,, mohon dengan sangat bantuannya yng dibutuhkan hanya kisaran 350 Juta ((IDR)

atas perhatian dan kerjsamanya kami dari pihak yaysan berudap terima kasih
H. Muh. Syaifuddin, Lc. M.Ag
Sun, 29 Nov 2015 20:42 EST
PESANTREN MODERN SANGEN
Alamat :Desa Brunggang 01/03, Kel. Krajan, Kec. Weru, Kab. Sukoharjo – Jawa Tengah Hp.085794661499/08176829515


Prihal : Permohonan Bantuan Pembangunan
Pesantren Modern Sangen
YTH. BAPAK DUBES UNITED ARAB
EMIRATES
(Mr. AMBASSADOR of UNITED ARAB
EMIRATES
di
Jakarta

َالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
Di era modern, pesantren masih menjadi lembaga pendidikan Islam yang diharapkan mampu berperan penting dalam menjawab persoalan-persoalan modern, misalnya sistem ekonomi perbankan, perkembangan teknologi dan praktik-praktik muamalah lainnya. Dan tentunya tetap berlandaskan pada tauhid dan prinsip-prinsip syar’i. disamping itu pesantren juga berperan aktif dalam menyebarkan kebaikan yang mencerahkan di tengah-tengah masyarakat. Pesantren juga menjadi lahan beramal shaleh bagi masyarakat muslim, dengan mencurahkan harta, ilmu maupun tenaga, semata-mata li I’lai kalimatillah. Pesantren modern merupakan wahana & sarana-prasarana wakaf yang dikelola oleh masyarakat melalui organisasi yang terstruktur dengan sistem periodesasi kepengurusan. Hal ini guna menjaga keutuhan dan keberlangsungan visi-misi penyelenggaraan pesantren.
Dalam rangka mewujudkan Pondok Pesantren dengan nama Pesantren Modern Sangen , kami bermaksud mengajukan permohonan bantuan dana. Dalam pembanguna pesantren Modern Sangen Dana yang kami butuhkan sebanyak 3.545.298.000 ( Tiga Milyar lima ratus empat puluh lima juta dua ratus Sembilan puluh delapan ribu rupiah ) dan saat ini kami baru memiliki dana sebanyak Rp 300.000.000 ( tiga ratus juta ribu rupiah ) sehingga kami kekurangan sebanyak 3.245.298.000 ( Tiga Milyar dua ratus empat puluh lima juta dua ratus Sembilan puluh delapan ribu rupiah )
Demikian permohonan kami , atas terkabulnya kami ucapkan banyak terima kasih
و َلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
Sekretaris Ketua

Daryanto H. Muh. Syaifuddin, Lc. M.Ag
mohammad jailani
Sun, 29 Nov 2015 11:49 EST
permohonan bantuan rehabilitasi mushalla dan pembangunan MCK
Assalamualaikum.wr.wb
yang terhormat bapak Duta Besar Uni Emirate Arab dijakarta.
saya atas nama masyarakat Dusun Ambulung Ds Kacok Kec.Palengaan Kab. Pamekasan Jawa Timur, ingin meminta bantuan Renovasi Mushalla Al Falah dan pembangunan MCK sebagai sarana kegiatan beribadah yang terletak didesa kami.
adapun anggaran yang dibutuhkan saat ini berkisa Rp.50.000.000 (Lima Puluh bJuta Rupiah)
besar harapan kami, semoga bapak bisa meringankan dan memberikanm bantuan sebagaimana rencana diatas.
terimakasih
wassalamualaikum.wr.wb

Contac Person :081 94 999 4441 (jailani)
Email : jailaniulama@gmail.com
YAYASAN NUR KHATAM
Sun, 29 Nov 2015 07:46 EST
PERMOHONAN BANTUAN WAKAF
KAMI YAYASAN YANG MENYELENGGARAKAN SOSIAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, SEKOLAH KAMI MINIM FASILITAS, TANAH DAN BANGUNAN MASIH KONTRAK. KAMI MERENCANAKAN MEMBELI LAHAN KURANG LEBIH 300 M2, AGAR KBM TDK TERGANGGU DENGAN MASALAH TEKNIS YANG KAMI HADAPI SEHINGGA SISWA, GURU DAN PEMANGKU KEPENTINGAN TDK TENANG DENGAN KONDISI YANG KAMI HADAPI. MOHON BANTUAN UTK MEWUJUDKAN CITA2 YAYASAN UTK MEMBANTU PEMERINTAH DALAM MENCERDASKAN ANAK BANGSA.
HUB ABDUL BASIR NO. TELP. 085876825602
email : yayasannurkhatam@gmail.com
alamat : Griya Kayon Asri 2 Blok E No. 15
Rt. 10 RW. 02 Batursari Mranggen Demak
Jawa Tengah 59567
gunawan
Sun, 29 Nov 2015 01:24 EST
butuh bantuan segera
selamat pagi bapak atau ibu yang dermawan.
sebelumnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya karna telah membaca email dari saya.
perkenalkan saya gunawan tinggal di ciracas jakarta timur.
saya bermaksud meminta bantuan para dermawan yang baik hati.
saya berhutang kepada rentenir sebanyak 60jt dan saya bingung harus meminta bantuan kepada siapa lagi karna tgl 29 november 2015 tepatnya minggu sore orang rentenir akan datang untuk mengambil rumah kami karna saat meminjam uang jaminannya surat-surat rumah.
saya meminta bantuan para dermawan supaya dapat memberi bantuan kepada saya,saya membutuhkan uang sebanyak 66 jt mohon ditransfer via bank bni an gunawan fransiskus no.rek 0415171895 dan no hp saya 082311756538
dan saya berjanji akan mencicilnya atau saya mau melakukan apa saja yang diinginkan oleh para dermawan yg mau membantu saya,terima kasih.
slamet santoso
Sat, 28 Nov 2015 23:12 EST
Assalamualaikum
saya guru di sekolah smp sunan giri 1 desa grogol. Lingkungan petani dan buruh. Sistem pendidikan umum dan pondok.Jumlah siswa sekitar 140. Kami butuh bantuan dana untuk membangun wc siswa guru , ruang guru yg sudah rusak, kelas yg masih belum standar, musholla sekolah, kitab kitab, lab komputer, lab ipa. 50% siswa gratis. Gaji Guru guru rata rata 350-400rb. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. Email: slamet.fisika@gmail.com
Hp 08123090283
Rustam
Sat, 28 Nov 2015 21:57 EST
Permohonan bantuan dana pembelian tanah wakaf utk pembangunan pondok pesantren
Assalamualaikum..
Kami mendapatkan amanah tanah wakaf utk dibangunkan sebuah pendidikan agama pondok pesantren di wilayah kami desa kubang cipanas cianjur. Luas lahan 700m2 dibutuhkan dana pembelian 350 juta (idr) jika ada yg berminat bersedekah bisa hub kami : 081281376868 kita bisa melihat lokasi dll
Aji
Sat, 28 Nov 2015 00:26 EST
Bantuan
Nomor : 01/AJ/NOP/2015
Purbalingga, 05 November 2015
Lampiran: 1 (satu)
Perihal : Kerjasama Mutual &
Dukungan Donasi

Kepada :Yth
Lembaga Australia-Indonesia
Di Tempat

Dengan
hormat,





PROPOSAL

PENULISAN BUKU
JEJARING ULAMA NUSANTARA
















I. Sinopsis
Daftar Isi

Buku : Jejaring Ulama-Ulama Nusantara Terkemuka


Cover---i
Katalog Dalam Penerbitan—ii
Pengantar Penulis--iii
Daftar isi---iv

BAB I
Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia---
Sejarah Thariqah Masuk Indonesia—
Pendahuluan: Jejaring Ulama Nusantara Sepanjang Masa---
Peran Pondok Pesantren Dalam Penyebaran Islam di Indonesia--

BAB II
Ulama-ulama Terkemuka Indonesia--

BAB III
Peran Ulama pada Masa Kemerdekaan dan Refleksi Hari Santri Nasional--
Habaib dan Ulama Berdampingan Membangun Betawi--

BAB V
Peran Organisasi Keagamaan Menjelang Kemerdekaan RI--

BAB VI
Peran Strategis Ulama Pada Masa Sekarang--

BAB VII
Peran Strategis Pendidikan Islami--

BAB VIII
Catatan Penutup
KH Said Agil Siradj
KH Sahal Mahfudz





II. Isi Buku
A. Deskripsi Singkat
Buku ini berkisah mulai dari datangnya Islam ke Nusantara dan jaringan ulama yang melingkupinya, sampai jaringan ulama ini memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui organisasi dan tokoh terkemuka ulama Indonesia. Selanjutnya peran ulama di masa lalu ini berlanjut sampai sekarang dengan adanya lembaga pendidikan Islam yang terus berkembang dengan pesat.
B. Keistimewaan Buku
Buku ini merupakan sejarah singkat ulama nusantara tidak sekedar mengumpulkan tokoh-tokoh terkemuka namun karya dan sumbangsih mereka masih tercatat dalam pendidikan Islam menjadi khazanah santri, intelektual yang menjadi bahan kajian dunia pendidikan baik di nusantara maupun dunia
C. Pembaca
Segmentasi pembaca buku ini adalah usia 17-40 tahun dimana usia tersebut sangat menggandrungi sejarah Islam dan dapat menjadi rujukan singkat serta mendalam tentang dunia Islam. Buku ini bisa menjadi bahan pelengkap mata kuliah Sejarah Islam

III. Biografi Penulis
Aji Setiawan,ST lahir pada Hari Minggu Wage, 1 Oktober 1978. Di lahirkan, tepatnya di Desa Cipawon, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia.
Menempuh pendidikan formal diawali dari Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah II Cipawon di desa Cipawon, kemudian sesudah itu dilanjutkan ke SMP I Bukateja. Pendidikannya berlanjut ke kota kripik, tepatnya sejak 1993-1996, di SMA 3 Purwokerto.
Selepas dari Purwokerto, tahun 1996, ia pergi ke Yogyakarta dan mengambil pendidikan di Jurusan Teknik Manajemen Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta.
Baginya, pendidikan yang manusiawi justru ada di luar kampus, bukan di dalam kelas yang beku dan kaku. Justru melalui pergulatan wacana dan pergesekan dunia intelektual, ia mengasah diri untuk menyambut tugas-tugas sejarah, kelak di kemudian hari.
Sejak tahun 1997 ia mulai malang melintang di berbagai lembaga kampus, mulai dari Himpunan Mahasiswa TMI-FTI UII, Lembaga Pers Mahasiswa “Profesi” FTI, LPM “Himmah” UII, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Teknologi Industri _UII Jogjakarta, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat KH Wahid Hasyim UII Jogjakarta, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi Korda Jogjakarta (1999-2002).
Lulus kuliah tahun Oktober 2002, kemudian bekerja di Majalah alKisah, anekayess group! tahun 2004-2007. Staff Ahli Fraksi Persatuan Pembaharuan Bangsa Kab Purbalingga 2012-2014.
Memutuskan diri menjadi kontributor banyak media dari tahun 2009. Mulai dari alKisah, Risalah NU, Media Ummat, Sufi, http://www.nu.or.id , www.berita9online.com , mediasantri, islampos, Suraupos, muslimmedia, majalah tabloid online Islam ,dan lain-lain.
Home Address: Cipawon, 6/1, Bukateja, Central Java Purbalingga 5
Telp HP: 081229667400
E-mail: ajisetiawanst@gmail.com
aji_setiawan2000@yahoo.com
Account: BANK MANDIRI: 1390010915175

IV. Pesaing Buku
Sebagai buku bunga rampai sejarah Islam buku ini tentu akan bersaing dengan buku ajar Sejarah Islam yang menjadi makalah dosen-dosen pada Universitas Islam dan IAIN
V. Pasar Potensial
Buku ini menjadi acuan mata pelajaran Sejarah Islam dan mata kuliah Peradaban Islam serta Kepemimpinan Islam pada Universitas Islam dan IAIN

VI. BAB Contoh
Jejaring Ulama Nusantara Sepanjang Masa

Dari masa ke masa ulama-ulama Nusantara telah lama menjalin jejaring sanad keilmuan dengan para maha guru Islam yang ada di Mekkah dan Timur Tengah. Sekembalinya dari merantau itulah, para ulama Indonesia mulai mengembangkan keilmuan (pembaharuan) serta menjadi inspirasi untuk menggerakan semangat jihad melawan kolonialisme

John R Bowen dalam artikelnya “Intellectual Pilgrimages and Local Norms in Fashioning Indonesian Islam” menulis, ulama Indonesia yang pernah berguru kepada ulama Makkah dan Madinah, kembali ke Indonesia membawa semangat pembaruan untuk melawan tekanan kolonialisme melalui organisasi Islam. Gerakan ini pada dasarnya adalah bentuk pemurnian nilai Islam dari campuran nilai-nilai lain. Meski awalnya organisasi ini bersifat kultural dan kedaerahan, pola tersebut kemudian berkembang menjadi gerakan modern.
Jejaring ulama Nusantara ini sudah lama diteliti oleh Dr Asyumardi Azra dalam disertasi asli “The Transmission of Islamic Reformism to Indoesia: Networks of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama’ in the Seventeenth and Eighteenth Centuries”. Disertasi saudara Azyumardi Azra yang diajukan kepada Departemen Sejarah, Columbia University, New York, pada akhir tahun 1992, guna memperoleh gelar Ph.D. Dalam penelitiannya ini, Dr. Azyumardi Azra, dikemukakan lebih jauh, bahwa penelitian ini adalah merupakan langkah awal dalam menyelidiki sejarah sosial dan intelektual ulama dan pemikiran Islam di Indonesia, khususnya dalam kaitannya perkembangan pemikiran Islam di pusat-pusat keilmuan Islam di Timur Tengah.
Karena tidak mungkin, pembaharuan yang terjadi di berbagai negara Muslim ini tanpa adanya mata rantai yang sambung-bersambung (sanad ‘ilm, mata rantai emas sanad keilmuan-red) dengan pusat pertumbuhan dan perkembangan Islam dari tempat Nabi Muhammad SAW berasal, yakni daratan tanah Arab (Timur Tengah).
Dalam realitas kesejarahan, pertumbuhan dan perkembangan Islam di Nusantara, yang pada dasarnya memiliki keterkaitan erat dengan dinamika umat Islam di Timur Tengah, bukanlah sekedar dilandasi oleh faktor politis. Pada masa awalnya, yakni pada akhir abad ke-8 hingga abad ke-12, hubungan diantara kedua wilayah umat Islam tersebut, lebih sebagai hubungan perdagangan dan ekonomi. Pada masa berikutnya, hingga akhir abad ke-15, hubungan antar kedua kawasan mulai mengambil aspek yang lebih luas.
Disamping mereka melakukan praktik perdagangan, para pedagang dari Timur Tengah juga melakukan upaya penyebaran agama Islam, sehingga akhirnya terjalin hubungan sosial-keagamaan yang sangat erat diantara keduanya. Selanjutnya, pada abad ke-15 hingga paruh kedua abad ke-17, hubungan yang terjalin diantara Melayu-Indonesia dengan Daulat Utsmani, lebih banyak diwarnai oleh faktor politis.
Kenyataan ini sebagai akibat dari adanya pengaruh perebutan dua kekuatan besar, yakni dari penguasa Spanyol dan Daulah Utsmani. Dengan adanya hal ini, maka kemudian para elit penguasa di Nusantara mengambil posisi untuk menjalin kebersamaan dengan daulat Utsmani. Hubungan yang lebih bersifat keagamaan dan politis ini, dikembangkan dengan para penguasa di Haramayn. Dengan adanya jaringan dengan ulama di Haramayn ini, kemudian menjadikan ulama dari Nusantara untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan keilmuan serta intelektualnya. Dari sinilah kemudian sejak paruh kedua abad ke-17 ini, hubungan diantara ulama Haramayn dengan ulama di Nusantara ini lebih merupakan hubungan sosial-intelektual, selain juga hubungan sosial-keagamaan.
Melalui pendekatan penelitian historis-filosofis serta pendekatan sosiologis-antropologis penulis dapat menelusuri pertumbuhan dan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan yang terjadi dikawasan periferi, yang selama ini dianggap remeh oleh para peneliti serta sarjana modern. Dari penelitian little tradition yang ada di kawasan periferi ini, terdapat gagasan serta ide-ide pembaharuan, yang pada dasarnya juga dikembang tumbuhkan dari jaringan ulama, yang berpusat di Haramayn, dengan memunculkan “sintesis baru” menjadi great tradition.
Jaringan Ulama yang telah lama terbangun dalam wilayah Internasional ini dibuktikan dengan adanya jaringan ulama Melayu-Indonesia, bukan berarti hasilnya berlaku lokal bagi Muslimin di Nusantara, karena Jaringan Ulama yang terjadi ini merupakan mata rantai emas keilmuan yang sangat luas dan menyeluruh ke semua belahan Dunia Muslim. Ulama Melayu-Indonesia adalah merupakan bagian dari jaringan besar tersebut dimana pada masa itu mulai dilaksanakannya pemikiran serta gerakan pembaharuan di wilayah Islam Nusantara.
Menurut penulis, setidaknya ada dua istilah kunci digunakan Dr Azyumardi Azra dalam menguak jejaring ulama Nusantara yang menjadi sangat penting dan menentukan. Pertama adalah kata Jaringan. Dengan jaringan ini maka diantara para ulama yang berasal dari berbagai daerah bisa melakukan kontak untuk melakukan dialog serta proses peleburan tradisi-tradisi “kecil” (little tradition) untuk membentuk “sintesis baru” yang sangat condong pada tradisi besar” (great tradition). Proses peleburan yang semacam ini, diantara ulama dilakukan dengan berpusat di Haramayn (Makkah dan Madinah).
Kedua adalah kata Transmisi. Yang dimaksud dengan transmisi adalah, upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menyebarkan , menyampaikan gagasan, ilmu serta metode yang diperoleh dari daerah tertentu, tentang sesuatu yang tertentu pula, untuk kemudian disebarkan ke berbagai daerah lainnya. Yang dimaksud dengan transmisi ini adalah, upaya yang dilakukan oleh seorang ulama untuk menyebarkan, menyampaikan gagasan, ilmu serta metode yang diperoleh di Haramayn, tentang tradisi keagamaan pusat-pusat keilmuan Timur Tengah, ke berbagai dunia Muslim, seperti Melayu-Indonesi (Nusantara). Proses transmisi ini akan menghasilkan letupan-letupan pembaharuan, yang pada gilirannya nanti secara signifikan akan mempengaruhi perjalanan historis Islam di tanah air masing-masing.
Ulama-ulama Nusantara memberikan sumbangan dalam pengembangan keilmuan Islam pada masa itu. Karena, pertama, tertolaknya suatu asumsi yang mengatakan bahwa hubungan antara Ulama di Timur Tengah dengan para Ulama di Nusantra, hanyalah bersifat politis. Hal ini dikarenakan, semenjak abad ke-17, terutama diparuh kedua abad ini, hubungan diantara mereka lebih menekankan pada aspek sosial-intelektual (keilmuan).
Kedua, tertolaknya suatu asumsi yang mengatakan bahwa abad ke-17 dan 18 adalah abad kegelapan bagi umat Islam. Karena pada kenyataannya di abad ini justru merupakan masa yang sangat harmonis dan dinamis, bagi perkembangan pemikiran serta keilmuan Islam. Islam dimasa ini bukan lagi Islam yang bercorak mistik (sufistik), akan tetapi Islam yang merupakan perpaduan antara Tasawwuf dan Syariah (Neo Sufism). Terjadinya perpaduan diantara keduannya ini, merupakan kesadaran dari para ulama fiqih (fuqoha) dan ulama tasawwuf (sufi), untuk saling menyadari akan keberadaan serta peranan masing-masing.
Dengan adanya kesadaran yang demikian inilah, maka kemudian berkembang suatu praktik keislaman yang baru, yakni yang disebut dengan Neo-Sufisme. Ketiga, adanya peranan serta keterlibatan ulama-ulama melayu dalam jaringan ulama Internasional, yang pada taraf selanjutnya mampu melakukan upaya transmisi keilmuan dan pemikiran ke wilayah Nusantara, untuk melakukan langkah pembaharuan. Perkembangan pemikiran dan keilmuan didunia Islam, memang tidak terlepas dari adanya jaringan yang terbentuk diantara para ulama Timur Tengah dengan ulama-ulama lain di berbagai dunia Muslim.
Demikian pula dengan perkembangan pemikiran dan pembaharuan yang terjadi di kalangan umat Islam Indonesia, adalah merupakan hasil dari keberadaan ulama Melayu-Indonesia yang terlibat dalam jaringan tersebut. Peranan Ulama ini bisa dilakukan dengan mengaplikasikan ilmu, gagasan serta metode yang didapatkan dalam jaringan tersebut, di tanah airnya, atau juga bisa melalui buku-buku yang disusun dan disebarkan ke wilayah asalnya. Teori-teori yang berkembang dapat ditelisik melalui dialog para ahli sejarah, dapat dirunut melalui awal sejarah kedatangan Islam ke Nusantara yang dimulai dari abad ke 7 sampai abad 12 M melalui gelombang I (Dewan Wali) dan II (Wali Songo). Sebagian mengatakan dari India (Gujarat), sebagian lain dari China ( melalui sahabat Said bin Abi Waqqas yang diutus Rasulullah SAW ke Cina), Persi dan lain sebagainya.
Dengan demikian, dapat ditarik benang merah mengenai hubungan antara Haramayn dengan Nusantara. Kebangkitan dan perkembangan jaringan ulama nusantara ini masih dalam jaringan internasional yang berpusat di Haramayn (Mekkah). Berbagai kebijakan yang diambil dalam pemerintahan Haramayn, yang kemudian memunculkan kemudahan dan efektifitas diantara para ulama untuk melakukan transmisi keilmuan diantara mereka. Selain itu juga dijelaskan proses ekspansi jaringan ulama ke daerah lain.
Adanya pembaharuan yang terjadi, sebagai akibat dari terjalinnya antar ulama dari berbagai daerah ini. Perkembangan dan kecenderungan masyarakat muslim dari mistik menuju pada neo-sufisme. Ulama-ulama Nusantara memiliki andil terhadap kelahiran pembaharuan Islam di negeri Nusantara. Ulama Nusantara pada masa itu antara lain Syekh Nurrudin Al Raniri (w.1068/1658), Syekh ‘Abd Al Ra’uf Al Sinkili (1024-1105/1615-1730) dan Syekh Muhammad Yusuf Al Makassari (1037-1111/1627-1699), Syekh Burhanudin Ulakan (w. 1100 H/1680 M), Syekh Arsyad Al Banjari (w.1777) dll.
Sementara jaringan ulama beserta langkah pembaharuan yang dilakukan oleh para ulama di wilayah Melayu-Indonesia pada abad 17 dan 18 banyak dilakukan oleh Ulama Aceh di bawah pimpinan Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien dll , ulama-ulama Padri di bawah komando Tuanku Imam Bondjol (Padang Minangkabau), P Diponegoro dan Kyai Mojo di Tanah Jawa, Sayid Idrus Sulawesi, Syekh Arsyad Al Banjari Kalimantan, Haji Wasid dan H Abdul Karim Banten dll banyak membentuk pola pemberontakan lokal dan belum meluas serentak se tanah air dalam melawan kolonialisme. Pengembangan keilmuan Islam pada saat itu tentu terpusat pada surau, dayah dan musholla, sisanya banyak ulama, kyai dan santri berjuang secara gerilya dalam skala lokal (territorial) kompeni Belanda.
Baru pada akhir abad ke-19, ulama-ulama pesantren di Nusantara di atas makin masif berkonsolidasi. Selain di Makkah Madinah (Haramain) konsolidasi juga dilakukan di Nusantara, misalnya di Aceh tahun 1873 telah mencetuskan ide “Jumhuriyah Indonesia” (Republik Indonesia) dan disebarkan hingga ke Papua untuk membangun cita-cita kesatuan tanah dan bangsa Indonesia. Jejaring ini pernah dibangun dalam jejaring ‘Busur Laut Nusantara’ pada abad ke-14 hingga abad ke-16. Jejaring ulama-santri yang telah menegakkan Indonesia sebenarnya hasil dari proses panjang terbentuk dan terkonsolidasinya jejaring ulama Timur Tengah dan Nusantara sebelumnya.
Memasuki paroh kedua abad ke-19 dan abad ke-20, semakin banyak ulama tanah Jawa yang menuntut ilmu di tanah suci. Informasi tentang biografi mereka lebih banyak dan tercatat dengan cukup detail di dalam kitab-kitab sanad dan buku-buku biografi Arab. Banyak dari mereka telah mendapat ijazah (sertifikasi) dan mengajar di Masjidil Haram. Hal tersebut secara tidak langsung, menjadikan mereka di tanah suci sebagai penerus jejaring ulama nusantara yang telah dirintis oleh para ulama Nusantara sebelumnya.
Syaikh Ahmad tbin Zaini Dahlan, seorang mufti agung Makkah pada abad ke-19 yang telah membuka pintu bagi ulama-ulama Nusantara untuk berkiprah dan memancangkan komunitasnya di Haramain dan berjejaring dengan ulama-santri di Nusantara. Sebagian ada yang menyemai di Haramain untuk menampung para ulama-santri yang datang dari berbagai penjuru nusantara, sebagian kembali ke Nusantara untuk menjadi poros dan mengokohkan bergeraknya jejaring yang telah dibangun.
Seperti dari Kalimantan muncul Syekh Khatib As Sambasi, Syekh Arsyad Al Banjari dan Syekh Nafi Al Banjar

Post a comment on this page

We invite you to share your experiences with the United Arab Emirates Embassy — obtaining visas and other services, locating the building, and so on. Your comments may be seen by the public, so please do not include private information.

Your name
Headline
Your message
Max 2000 characters
 

This web site is not operated by the Embassy and your comments and questions will not necessarily be seen by its staff. Please note that this is not a forum for broad debate about the foreign policy of the United Arab Emirates, and such topics will be deleted.